Nasihat untuk Calon Istri

Asma' binti Kharijah Al Fazary berpesan kepada puterinya ketika menikah (sebelum melepaskan kepergiannya menuju suaminya):

"Wahai puteriku sayang, tak lama lagi kau akan keluar meninggalkan ayunan tempat kau ditimang dulu, dan berpindah ke atas ranjang yang belum pernah kau lihat sebelumnya. Kau akan hidup bersama seorang kawan yang belum pernah kau kenal sebelumnya. Oleh karena itu, jadilah bumi tempat ia berpijak, maka ia akan menjadi langit yang menaungimu. Jadikanlah dirimu tempat sandaran baginya, maka ia akan menjadi tiang yang meneguhkanmu. Jadilah pelayan baginya, ia akan menjadi abdi bagimu. Jangan kau merepotkannya sehingga ia merasa kesal. Dan jangan terlalu jauh darinya sehingga ia lupa akan dirimu. Jika ia mendekatimu, maka dekatilah. Jika ia berpaling, maka menjauhlah. Peliharalah pandangannya, pendengarannya dan penciumannya. Jangan sampai ia memandang sesuatu yang buruk darimu. Dan jangan sampai ia mendengar kata-kata kasar darimu. Dan jangan sampai ia mencium bau yang tak sedap darimu. Jadikanlah setiap apa yang ia lihat adalah wajahmu yang cantik berseri-seri. Jadikanlah setiap apa yang ia dengar adalah ucapanmu yang santun dan lembut. Jadikanlah setiap apa yang ia cium adalah aroma wangi tubuh dan pakaianmu."

"Ayahmu dulu berpesan kepada ibumu: Maafkanlah segala kesalahan dan kehilafanku, niscaya cinta kita akan terus bersemi. Ketika aku marah, janganlah kau memancing lagi amarahku. Karena benci dan cinta takkan pernah bersatu. Saat benci datang, cinta pun kan berlalu."

Demikian isi pesan tersebut. Semoga bermanfaat dan dapat dijadikan bahan renungan untuk para calon istri yang akan memasuki sebuah kehidupan baru. Kehidupan yang mengakhiri masa lajang penuh penantian yang melelahkan.
Akhi wa ukhti….
Kisah di atas sebenarnya bukan hanya tertuju untuk wanita yang akan menjalani kehidupan barunya. Melainkan ini juga merupakan sebuah ibrah yang harus bisa diambil oleh Sang Suami. Hendaklah seorang istri senantiasa berusaha menyediakan tempat untuk suaminya ketika Sang Suami benar-benar membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah ataupun ketika untuk beribadah kepada Allah SWT. Hendaknya pula seorang istri selalu menjaga kehormatan suaminya, dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun. Biar bagaimanapuin ridho suami sangat berharga bagi keselematan seorang istri dimata Allah SWT.
Namun demikian, seorang suami pun seyogyanya mampu mengerti keadaan istrinya. Mampu mengendalikan apa yang menjadi nafsu dan amarahnya. Mampu menjaga perasaan istrinya. Dan senantiasa memaafkan segala perbuatan yang dilakukan istrinya.
Sesungguhnya, jalinan rumah tangga dibangun semata-mata sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka peliharalah rumah tangga yang sudah terbentuk. Saling mengertilah terhadap jodoh yang Allah berikan kepadamu.
Wallahu a’lam bishshowab…

0 komentar:

Template telah melalui beberapa modifikasi Design By : Kendhin